HUKUM


HUKUM MEMPELAJARI ILMU KEBAL

Kekebalan Tubuh dan Ayat Saif 
Segala puji bagi Allah SWT, solawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Amma Ba’du! Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan permasalahan yang sudah lama mengganjal dalam hati.

Mungkin kita pernah mendengar cerita orang yang tidak mampan terkena senjata tajam, orang yang dapat menghilang dengan cara mengamalkan amalan tertentu, atau menggunakan barang-barang (sabuk, akik, dll). Bahkan orang itu mendapatkan dari Seorang Kiyai, saya yakin Sang Kiyai itu tidak sembarangan di dalam bertindak, kerana mereka adalah “waratsatul anbiya”. Yang menjadi ganjalan saya adalah jika sikap dan amalan mereka itu dihubungkan dengan sejarah Rasulullah SAW. Dan sahabat-sahabat Baginda yang perjuangannya mengalami luka-luka, bahkan ada yang wafat ditembus senjata lawan dalam rangka menegakkan kalimah Allah SWT.

Bagaimana hukum mengamalkan itu semua? dan kitab apa saja yang menerangkannya?
Dalam kitab tafsir Jalalain dan kitab yang ada di tepinya, an-Nasikh wal_mansukh, banyak disebutkan bahawa ayat ini dimaksudkan dengan ayat saif.

Pertanyaannya, apakah yang dimaksud dengan ayat saif? Kitab apa saja yang menerangkan masalah itu dan sekalian contohnya.

Jawapan:
Jika pengalaman hal tersebut dimaksudkan untuk memperkuat diri guna menghadapi musuh-mush yang akan menghancurkan agama dan umat Islam, maka pengalaman hal tersebut dianjurkan oleh agama Islam, sebagaimana firman Allah dalam al-Quran, surat al-Anfal ayat 60:

"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya: sedang Allah mengetahuinya, apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)”

Disamping itu perlu Anda ketahui bahawa Sayyidina Ali bin Abi Thalib sanggup memainkann pedangnya yang bernama”Dzul Faqr” yang dikatakan beratnya 80 kg, ialah kerana beliau mengamalkan do’a yang sekarang terkenal dengan nama “Asma’ Kekuatan Tangan”. Demikian pula pada saat perang Badr, Rasulullah SAW. Membaca do’a yang sekarang terkenal dengan Asma’ Lembu Sekilan, kerana orang yang mengamalkannya dengan baik dan sungguh-sungguh, jika dia ditembak musuh dalam pertempuran, maka peluru musuh tidak dapat menembus kurang dari satu kilan (jengkal), tetapi bukan bererti jika tangannya teriris pisau tidak luka.

Adapun kitab-kitab yang menerangkannya banyak sekali, antara lain: kitab-kitab tafsir tertentu, kitab hadits Riyadus Shalihiin yang menerangkan doa-doa yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Untuk membacanya, hizib-hizib yang terdapat dalam kitab Dala’ilul Khairat dan lain sebagainya. Hanya perlu kami ingatkan bahwa jangan sekali-kali mengamalkan asma’-asma itu, jika tidak mendapat ijazah dari Guru yang dapat dipertanggungjawabkan.

Yang dimaksud dengan “ayat saif” ialah ayat yang menerangkan tentang peperangan. Adapun kitab yang memuat masalah itu adalah: Kita al-Itqan karangan Imam Nawawi. Kitab Zubdatul Itqon karangan Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki al-Hasani. Kitab an-Nasikh wal Mansukh yang ada dipinggir (hamisy) tafsir Jalalain.

Contoh: Dalam surah al-Anfat ayat 65 Allah SWT, berfirman: …………….

“Wahai Nabi, kobarkanlah semangat para mu’min itu untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantara kamu, mereka dapat mengalahkan seribu dari orang-orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti”.

Ayat tersebut di atas diturunkan pada saat iman dan mental orang-orang mukmin pengikut Nabi SAW sangat kuat. Kemudian pada saat iman dan mental orang-orang mu’min menjadi lemah, maka turunlah ayat ke-66 dari surat al-Anfal yang menasakh ayat ke-65 tersebut diatas, iaitu firman Allah SWT, yang berbunyi:

“Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui bahawa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya meereka dapat mengalahkan dua ratus orang, dan jika diantaramu ada seribu orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan izin Allah. Dan Allah bersama orang-orang yang sabar”.